
11 Nov
Pemindahan Pelabuhan Barang Impor ke Indonesia Timur Masih Dalam Pertimbangan
Pemerintah Indonesia tengah mengkaji rencana untuk memindahkan pelabuhan barang impor ke wilayah Indonesia Timur. Pemindahan pelabuhan bertujuan untuk menghindari kepadatan masuk barang impor di Pulau Jawa.

Kementerian Perdagangan dan pemangku kepentingan terkait sedang mengkaji lebih lanjut berbagai aspek dari rencana ini, termasuk dampak sosial, ekonomi, serta potensinya untuk meningkatkan daya saing nasional. Hasil kajian ini akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam memutuskan kelanjutan proyek pemindahan pelabuhan ini. Jika direalisasikan, rencana ini berpotensi mengubah wajah logistik nasional serta membawa dampak positif bagi kawasan timur Indonesia.
Baca juga: Strategi Pengembangan Sektor Logistik Guna Mendukung Perekonomian Indonesia
Adapun dalam proses kajian ini, terdapat beberapa komoditas yang hendak dipindahkan pelabuhan impornya ke Indonesia Timur, antara lain elektronik, tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, alas kaki, kosmetik, keramik, katup, dan obat tradisional. Pemilihan komoditas tersebut berdasarkan penilaian bahwa pada sektor-sektor tersebut dinilai rawan terhadap seruan barang impor murah atau ilegal.
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan menyoroti untuk mengurai kepadatan di Pulau Jawa, Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak, sebagai arus masuk barang impor. Keduanya, diketahui pernah mengalami penumpukan kontainer hingga puluhan ribu.
Meski demikian, pemindahan ini dinilai akan menghadapi berbagai tantangan, mulai dari keterbatasan infrastruktur hingga biaya investasi yang signifikan. Fasilitas pelabuhan di Indonesia Timur memerlukan peningkatan kapasitas agar mampu memenuhi kebutuhan distribusi barang impor secara memadai.
Baca juga: Hal Yang Perlu Dicermati Terkait Barang Kiriman Luar Negeri
Rencana ini mendapat perhatian dari Gabungan Importir Nasional seluruh Indonesia (GINSI) menilai bahwa pemindahan pelabuhan impor ke Indonesia Timur akan membuat harga produk semakin mahal karena mengacu pada kondisi infrastruktur.
Pemindahan pelabuhan impor ke Indonesia Timur berpotensi meningkatkan angkutan muatan balik dari kawasan tersebut ke pulau Jawa. Karena selama ini,kapal yang kembali dari Indonesia Timur ke Jawa hanya mengangkut muatan 50% dari kapasitas yang tersedia.
Tak kalah penting, Ketua Umum DPP Shipowners Association (INSA) mengatakan bahwa pemerintah juga harus memastikan optimalisasi komoditas yang hendak diimpor melalui Indonesia Timur karena khawatir tidak efisien bagi kapal-kapal Main Line Operator (MLO) yang mengangkut barang impor kemudian harus membagi muatan dan menghubungi beberapa gate port di Indonesia.
Baca juga: Strategi Pemerintah Targetkan Biaya Logistik Turun Menjadi 8 Persen dari PDB
Pemindahan pintu masuk impor di wilayah Indonesia Timur juga masih memerlukan persiapan yang dibutuhkan, seperti pengembangan software dan hardware kepelabuhan yang memadai. Selain itu, Sumber Daya Manusia (SDM) juga sangat penting karena operasional pelabuhan impor berlangsung 24 jam penuh.
sumber:
Rencana Pemindahana Pelabuhan Impor ke Indonesia Timur Hadapi Tantangan Berat
Pelabuhan Barang Impor Bakal Dipindahkan ke Indonesia Timur, Kemendag: Masih Dikaji