Menyambut Optimisme Kinerja Perdagangan 2023

03 Mar

Menyambut Optimisme Kinerja Perdagangan 2023

03 March 2023

    Di Tengah ancaman resesi global 2023, Kementerian Perdagangan melalui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyambut gembira neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 yang dilaporkan surplus sebesar US$ 3,87 miliar. Surplus tersebut berasal dari surplus neraca non migas sebesar US$ 5,29 miliar dikurangi defisit US$ 1,42 miliar. Adapun komoditas surplus nonmigas ini disumbang oleh bahan bakar mineral (HS 27), lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15), serta besi dan baja (HS 72) dengan total surplus mencapai US$ 7,39 miliar. 

    Mendag Zulkifli Hasan menyebutkan, surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 menunjukan performa positif melesat jauh dibandingkan surplus bulan Januari tahun 2022 yang tercatat hanya sebesar US$ 0,96 miliar. Peningkatan surplus tersebut dikarenakan kinerja ekspor bulan Januari 2023 naik lebih tinggi, yakni naik 16,37 persen year on year (yoy), dibandingkan kinerja impor yang hanya naik 1,27 persen yoy.

    Kinerja ekspor Indonesia tercatat pada Januari 2023 mencapai US$ 22,31 miliar atau meningkat 16,37 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (yoy). Nilai tersebut turun 6,36 persen jika dibandingkan Desember 2022. Penurunan ekspor Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 menggambarkan pola tahunan dalam satu dekade terakhir. Ekspor pada Januari tahun itu selalu lebih rendah dibandingkan dengan Desember tahun sebelumnya. Namun, jika membandingkan dengan ekspor bulan Januari dalam lima tahun terakhir (2019–2023), capaian ekspor pada Januari 2023 berhasil mencatatkan nilai tertinggi.  

     “Walaupun turun bila dibandingkan Desember 2022, ekspor Indonesia pada Januari 2023 menunjukkan kinerja yang cukup baik. Ekspor Januari 2023 bahkan mencatatkan nilai tertinggi dalam lima tahun terakhir,” tutur Mendag.

     Semetara nilai Impor Indonesia pada Januari hingga Desember 2023 diproyeksi berpotensi naik tipis dari US$ 237,5 miliar menjadi US$ 250 miliar atau tumbuh sebesar 5%.

     Ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, impor diperkirakan mulai naik pada Februari hingga Maret 2022 untuk pemenuhan kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. 

    Jika dilihat dari sektornya Bhima  berpendapat impor paling cepat terjadi pada bahan pangan dan bahan baku untuk industri yang berkaitan dengan makanan, minuman, serta suku cadang otomotif.  Menurut dia, selain berharap dari rebound konsumsi domestik, impor juga dipengaruhi oleh pembukaan ekonomi China.  

    Bhima menuturkan pada Desember 2022, impor total China masih minus 7,5% Year on Year (YoY) sehingga mempengaruhi keputusan industri berorientasi ekspor untuk menambah bahan baku. 

     Bhima menyimpulkan kalau penurunan impor bulanan berlanjut yang bukan disebabkan industri mencari alternatif bahan lokal, kemungkinan masih ada manufaktur yang tahan ekspansi. Imbasnya bisa terhadap serapan tenaga kerja, terutama di sektor industri padat karya. Dia menyampaikan hal itu perlu diwaspadai pemerintah karena dapat mengganggu pemulihan ekonomi.

 

Sumber :

https://nasional.kontan.co.id/news/nilai-impor-indonesia-pada-2023-diproyeksi-naik-5-jadi-us-250-miliar

https://nasional.tempo.co/read/1693870/mendag-zulkifli-hasan-optimistis-melihat-kinerja-perdagangan-2023