
04 Aug
Rapor Merah Logistik Indonesia
Perusahaan logstik tanah air memiliki peranan penting terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia, Beberapa tantangan atau pencapaian sektor logistik bisa dikatakan masih belum optimal. Performa logistik melalui Logistics Performance Index (LPI) Indonesia mencatat rapor merah pada 2023. Dari 139 negara, Indonesia menempati peringkat ke-63, turun 17 peringkat dari peringkat ke-46 pada 2018.
LPI menginformasikan posisi Singapura peringkat pertama dengan skor 4,3, kedua Finlandia dengan skor 4,2, Denmark (4,1) dan Jerman (4,1). Pada 2018, peringkat pertama adalah Jerman dengan skor 4,2, sementara Singapore pada peringkat 7 dengan skor 4,0.
Sementara itu di antara negara-negara ASEAN, peringkat LPI 2023 tertinggi setelah Singapore adalah Malaysia (peringkat 31), diikuti Thailand (37), Philippines (47), Vietnam (50), Indonesia (63), Cambodia (116) dan Lao PDR (82). LPI 2023 tidak mencakup Brunei dan Myanmar pada 2018 berada di peringkat 80 dan 137.
Beberapa negara tetangga mengalami kenaikan peringkat dibandingkan tahun sebelumnya pada 2018 diantaranya Singapura naik dari 6 peringkat menjadi peringkat pertama. Kemudian peningkatan dicapai negara Philippine naik ke 13 peringkat dan negara tetangga Malaysia naik 10 peringkat.
Chairman Supply Chain Indonesia Setijadi menuturkan LPI Indonesia anjlok 17 peringkat dari peringkat 46 (2018) menjadi 63 (2023) dengan penurunan skor dari 3,15 menjadi 3,0.
"Rendahnya nilai Indonesia untuk dimensi ini, menunjukkan harga pengiriman internasional Indonesia masih kurang kompetitif, jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang memiliki skor 3,7," kata Setijadi.
Penyebab lainnya, diduga disebabkan bottle necks di Pelabuhan akibat pasca dampak Covid 19 dan ekonomi global sehingga terjadi penurunan skor timeliness menjadi tidak stabil.
Kemudian tracking & tracing berkaitan dengan kemampuan untuk melacak kiriman. Implementasi logistics tracking system di Indonesia tergolong rendah. beberapa faktor seperti dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang belum memadai, kurangnya stimulus kebijakan serta rendahnya efisiensi kelembagaan yang terpadu.
Sumber :
https://freightsight.com/article/ini-penyebab-rapor-logistik-ri-2023-merah